BAB IV MENITI DI BALIK KEPAHITAN
Pengharapan
untuk dikabulkan pindah tugas ke sekolah terdekat dari gubukku semakin
menggebu. Keluhanku setiap berangkat menuju tempat tugas selalu menghantuiku.
Perasaan mengantuk acap kali mendera di kepalaku. Hari demi hari kelalui dengan
meniti karir yang tersemai di ujung Parwasal. Terus kukayuh motivasi dan
keinginan yang baru.
Surat
keputusan yang kuterima dari bagian kepegawaian kubaca dengan cermat. Tertulis
dipindahtugaskan ke SD Negeri 11 Pontianak Timur. Berbekal SK tersebut, aku
menghadap kepada Kepala SD dimaksud. Apa yang ditanyakan oleh beliau.
Pertanyaan yang mungkin juga disampaikan kepada pegawai atau guru yang akan
pindah tugas. Apakah Bapak ada masalah sehingga dipindahakan? Itu pertanyaan
yang menghantam dadaku cukup keras. Apakah pertanyaan ini menguji atau menelusuri?
Kujawab pertanyaan itu dengan jelas dan tegas bahwa saya bukan dipindahkan,
tapi memohon untuk pindah tugas dengan alasan kesehatan.
“Saya
pindah atas keinginan sendiri. Sama sekali tidak ada permasalahan yang
diperbuat selama di ujung Parwasal, tapi kondisi kesehatan yang menuntutku
untuk pindah,” kilahku dengan nada lirih.
“Oh
… demikian! lanjut beliau.
“Sebenarnya
pengajuan pindah saya ke SD Negeri 32 Pontianak Tenggara. SD tersebut dekat
dengan tempat tinggal saya, tetapi … karena sesuatu dan lain hal, keinginan
tersebut tak dikabulkan,” jelasku dengan sopan.
Mendengar
penjelasan tersebut, Kepala SD Negeri 11 Pontianak Timur melanjutkan obralan.
Beliau terus berbincang tentang sesuatu mengenai diriku. Berbekal hasil obrolan
tersebut, aku pun dipercaya menggantikan guru yang pindah tugas juga untuk
menjadi guru kelas V. Kemudian, diminta juga untuk membimbing siswa kelas VI
menghadapi ujian sekolah berstandar nasional bidang studi bahasa Indonesia.
Suatu kepercayaan yang berat bagiku karena perdana di SD Negeri 11 Pontianak
Timur. Aku harus beradaptasi dengan lingkungan dan warga sekolah. Tapi, itu bukan menjadi penghalang bagiku
untuk menanam kembali benih kebaikan yang sudah kutebar sebelumnya.
Kepercayaan
yang diberikan oleh kepsek tak kusia-siakan. Kulakukan apa pun yang terbaik
dengan kemampuan yang ada. Pengalamanku sewaktu masih di SD Islam Al Azhar dan
SD Negeri 14 Pontianak Utara menjadi tolok ukur pengambilan inisiatif dan
inovasi. Apalagi rekan kerjaku yang sudah senior dan banyak makan asam garam
dalam memberikan bimbingan kepada siswa. Sosok guru senior tersebut menjadi
pemicu dan penyemangat dalam meniti karir di tempat kerja yang baru. Beliau
sangat kompeten dalam pelajaran matematika dan IPA. Hal tersebut menjadi
kekuatan dan potensi baik untuk menghasilkan nilai ujian sekolah yang gemilang.
Artinya, ketiga bidang studi yang di-USBN-kan telah diladeni dengan guru yang
memiliki kompetensi dan kredibilitas tinggi.
Perjuangan
kami tak sia-sia. Selama tiga tahun berturut-turut (Tahun Pelajaran 2012/2013,
2013/2014, dan 2014/2015) untuk tingkat SD negeri se-Kota Pontianak, nilai
rata-rata USBN siswa berad pada
peringkat pertama
Di
samping menggeluti perkara bimbingan belajar siswa kelas VI, tak kalah
menariknya dengan siswa kelas V. Berbagai kegiatan dilaksanakan dengan curahan
keringat dan kerja keras. Mulai dari membenahi sikap dan moral siswa, juga
membangun semangat serta motivasi sehingga tercipta proses pembelajaran yang
bermakna. Bagaimana tidak, siswa tersebut ditinggal pergi wali kelas yang lama
dan masuklah aku sebagai pengganti. Tentunya akan merubah teknik dan taktik
dalam mendidik, mengajar, membimbing, melatih, dan sebagainya. Hal tersebut
tidak mudah, perlu proses yang panjang. Kemudian, pada tahun-tahun berikutnya
dipercayakan untuk menjadi guru kelas VI hingga sekarang.
Sembari
memberikan didikan yang terbaik dalam kelas, aku pun mulai merambah pada
kegiatan lainnya. Misalnya, kegiatan lomba mata pelajaran, olimpiade sains
nasional, lomba bercerita, lomba pidato, lomba cipta puisi, dan menggali
potensi yang ada. Kegiatan-kegiatan dimaksud harus dipersiapkan aspek
pendukungnya supaya berhasil. Namanya juga menggali di awal, tentunya masih
perlu kerja keras. Tapi, lambat laun usaha tersebut menuai keberhasilan. Sebut
saja, lomba mata pelajaran, Alhamdulillah meraih peringkat ketiga dalam dua
tahun. Olimpiade sains nasional, peringkat lima dua tahun dan tahun-tahun
berikutnya meraih peringkat dua dan mewakili Kecamatan Pontianak Timur ke
tingkat Kota Pontianak. Selanjutnya, lomba cipta puisi meraih peringkat pertama
dan mewakili Kecamatan Pontianak Timur ke tingkat Kota Pontianak. Keberhasilan
siswa tersebut akan menjadi portofolioku dalam lomba guru berprestasi.
Goresan
tinta selanjutnya tentang kiprah di luar sekolah. Berawal menjadi tim penulis
soal ulangan akhir semester bidang studi bahasa Indonesia, aku dibimbing oleh
seseorang yang ramah dan rendah hati. Beliau membuat jalur sutra untuk karirku
di bidang penciptaan naskah soal. Berkat bimbingan beliau, aku dipercaya juga untuk
menjadi tim penulis LKS di Dinas Pendidikan Kota Pontianak bersama Bapak H.
Adustriadi, S.Pd., pada 2013 hingga 2015. Kemudian, 2016 dan 2017 bersama Bapak
H. Adustriadi, S.Pd. dan Ibu Suhadaniyah, S.Pd. Selain membuat LKS, Dinas
Pendidikan Kota Pontianak sangat getol mempersiapkan siswa menghadapi ujian
sekolah dengan melakukan try out. Alhamdulilah, bersama Bapak H. Adustriadi,
S.Pd., dan Ibu Hj. Hadirah, S.Pd. dipercaya untuk menulis naskah try out bahasa
Indonesia sejak 2013 s.d. 2017. Tidak hanya itu, Dinas Pendidikan Kota
Pontianak juga menugaskanku untuk menjadi tim penulis Modul Kesetaraan Bahasa
Indonesia untuk program paket A.
Alhamdulillah,
Allah Swt. telah mempertemukanku dengan beberapa sosok insan yang ramah dan
rendah hati, sosok guru yang mumpuni dan berkualitas seperti, Bapak H.
Adustriadi, S.Pd., Ibu Hj. Hadirah, dan Bapak Raden Umar. Keberhasilan itu
semua juga tak terlepas dari dukungan dan kesempatan yang diberikan oleh kepala
sekolah, mulai dari Ibu Hj. Hartati, M.Pd., dan Ibu Hj. Rita Kusumawati, S.Pd.
yang selalu memberikan motivasi, semangat, dan tak kalah pentingnya adalah izin
dan restu beliau. Oh, ya, satu lagi jangan sampai terlupakan, yaitu doa-doa
yang dipanjatkan oleh istri tercinta “Isa, S.Pd.” untuk keberhasilan dan kesuksesanku.
Sungguh
berkah Allah berlimpah. Syukur dan sujudku kepada Allah Swt. Pendidikan dan
kesempatan yang diberikan oleh Dinas Pendidikan Kota Pontianak berlanjut ke
ranah Dinas Pendidikan Kalimantan Barat. Pada 2014 dan 2015 aku diberi tugas
oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Pontianak “Dr. H. Mulyadi, M.Si. untuk
menjadi tim penulis naskah ujian sekolah berstandar nasional (USBN) bidang
studi bahasa Indonesia. Kepercayaan tersebut berlanjut, tidak hanya sebagai
penulis, tapi dipercaya juga sejak 2015 s.d. 2018 menjadi tim review naskah
soal ujian berstandar nasional (USBN).
Kesempatan
seperti yang dipaparkan di atas merupakan karya pengembangan profesi. Karya pengembangan
profesi tersebut merupakan satu di antara komponen portofolio lomba guru
berprestasi. Pada awalnya, memang tidak terpikirkan olehku. Semuanya mengalir
apa adanya. Belum terbesit dalam pikiranku untuk mengikuti ajang guru
berprestasi. Aku sama sekali belum mengenal apa itu dokumen pendukung guru
berprestasi. Pokoknya, apa pun tugas yang dibebankan ke pundakku harus
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Janji Allah tak akan meleset. Siapa
pun yang melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mengharap rida-Nya, maka
tunggulah saat keberkahan dan nikmat-Nya.
Kegiatan
pengembangan profesi guru tidak hanya berkutat pada ajang lomba maupun karya
inovasi. Dewasa ini, sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya bahwa guru berkewajiban untuk memenuhi
unsur pengembangan diri. Unsur pengembangan diri atau lebih dikenal dengan Pengembangan
Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB) tersebut harus memenuhi angka kreditnya
minimal tiga. Dengan demikian, seorang guru wajib mengikuti kegiatan
pengembangan diri tersebut melalui beragam kegiatan, seperti seminar, workshop,
lokakarya, KKG, dan lain sebagainya.
Nah,
teman-teman guru, jangan sampai kita terlena! Mari berusaha, berkarya, dan
semangat juang supaya tidak tergerus oleh waktu. Usahakan terus maju, jangan
jalan di tempat saja. Allah tidak mengubah nasib suatu kaum, jika kita tidak
mau berubah. Di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Ala bisa karena biasa.
Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu
bersenang-senang kemudian. Sehari selembar benang, lama-lama menjadi kain. Ayo,
jadilah agen perubahan untuk membangun generasi penerasi bangsa yang cerdas dan
berkahlak mulia.
***
Kembali
ke pengembangan diri. Di balik kepahitan dan kegagalan, di sana terbentang hal
yang manis dan keberhasilan. Laksanakan kewajiban dengan ikhlas tanpa
memikirkan imbalan. Kegiatan pelatihan/seminar yang telah diikuti sejak
kepindahan, yaitu. Pertama,
Pelatihan Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) pada 12 s.d. 15 September 2012 di Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan
Barat. Kedua, Workshop Kegiatan Kelompok Kerja Guru Gugus I Kecamatan
Pontianak Timur. Ketiga, Dialog Publik Implementasi Kurikulum 2013 pada 5
Januari 2013 yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Tinggi PGRI Pontianak
bekerja sama dengan Komisi X DPR-RI di Aula Rektorat STKIP PGRI Pontianak,
Keempat, Awal
yang baik, alhamdulillah, melalui kepala sekolah, aku diberi tugas untuk mewakili
Kalimantan Barat bersama empat guru SD Kota Pontianak mengikuti kegiatan Bimbingan Teknis Penguatan Tenaga
Administrasi Sekolah Dasar yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Direktorat Pembinaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar pada 28 Juni s.d. 4 Juli 2013
di Park Hotel, DKI Jakarta. Ini pengalaman pertama mengikuti pelatihan tingkat
nasional, sungguh kesempatan emas yang tak kan terlupakan dalam hidupku. Materi
yang disampaikan di antaranya pre test,
kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang pendidik dan tenaga
kependidikan, sosialisasi kurikulum 2013, konsep administrasi sekolah dasar dan
administrasi hubungan sekolah dan masyarakat, administrasi keuangan,
administrasi kepegawaian dan administrasi persuratan dan kearsipan,
administrasi sarana prasarana, administrasi kesiswaan dan kurikulum, dinamika
kelompok, dan ditutup dengan post test.
Hasil
pelatihan tersebut sangat membantu pengelolaan administrasi sekolah. Hal
tersebut terkait dengan tugas tambahanku sebagai Pengurus dan Penyimpan Barang
Sekolah yang langsung ditunjuk oleh Walikota. Selain sebagai guru, aktivitasku
sebagai pengelola aset sekolah. Tapi, tugas tersebut sudah menggunakan SIMBADA
(Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah) tentunya. Jadi, sangat terbantu dan
tidak sesulit kalau menggunakan manual sebagaimana sebelumnya.
Kelima, tiga
bulan berjalan ketika sedang mendapat tugas untuk membuat LKS (Lembar Kerja
Siswa) persiapan ujian kelas enam, aku dihubungi oleh Pak Hasan Bisri, S.Ip.
(Kasi Pendidikan Dasar) Dinas Pendidikan Kota Pontianak. Beliau memintaku untuk
mengikuti kegiatan Lokakarya Menulis, Membaca, dan Apresiasi Sastra (MMAS) bagi
guru sekolah dasar tingkat nasional yang diiselenggarakan oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dari tanggal
21 s.d. 26 Oktober 2013 di The Poencer
Hotel, Bogor, Jawa Barat. Alhamdulillah, karunia dari Allah yang bisa
mengantarkanku mengikuti kegiatan tingkat nasional dalam jangka yang tidak
terlalu dari kegiatan sebelumnya.
Lokakarya
tersebut berkontribusi dalam pengembangan pembelajaran Paikem (Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Materi yang diperoleh, di
antaranya teknik menulis dongeng, cerpen, pantun, laporan, puisi, prosa, drama.
Kemudian, bagaimana cara menyampaikan karya sastra dengan teknik bercerita,
deklamasi, dan keaktoran. Dalam kegiatan tersebut, panitia menyampaikan akan
memilih lima peserta terbaik yang nantinya menjadi instruktur nasional.
Motivasi untuk menjadi yang terbaik muncul dalam diriku. Kegiatan tersebut,
kuikuti dengan sungguh-sungguh dan serius. Tibalah di akhir kegiatan pengumuman
peserta terbaik. Panitia mengurutkan dari peringkat lima, empat, tiga, dan dua.
Ketika namaku tak kunjung muncul, aku sudah berkeyakinan tak masuk lima besar.
Peringkat satu pun disebutkan, akhirnya muncul nama SD Negeri 11 Pontianak
Timur, atas nama Ya’ Dedi Suhandi, S.Pd. Alhamdulillah, kembali nikmat yang
diberikan Allah kepadaku.
Subhanallah,
Allah tak pernah ingkar atas apa yang sudah dijanjikan-Nya. Barang siapa
berusaha dan meminta kepada-Ku dengan penuh keyakinan, kata Allah, maka akan
dikabulkan. Selain memperoleh sertifkat kegiatan dengan nilai amat
baik, akau juga mendapat surat keterangan yang menyatakan lima peserta
terbaik. Dengan demikian, sertifikat dan surat keterangan tersebut menjadi
dokumen untuk melengkapi portofolio guru berprestasi.
Kembali
ke cerita tentang MMAS. Sepulangnya dari kegiatan tersebut, aku pun menerapkan
materi yang telah diperoleh kepada siswa. Wah, siswa sangat antusias dalam
mengikuti pembelajaran. Hal tersebut pun membuat motivasi muncul untuk berbagi
kepada sesama teman. Pucuk di cinta ulam pun tiba. Pemerintah Kota Pontianak
melalui Dinas Pendidikan memberikan bantuan dana kepada Kelompok Kerja Guru
(KKG) untuk pengembangan profesional guru. Aku diminta oleh beberapa gugus
untuk mendiseminasikan MMAS. Gugus tersebut, di antaranya KGG Gugus I, II, IV,
dan beberapa gugus di Kecamatan Pontianak Utara.
Hasil
dari diseminasi tersebut sangat positif. Potensi yang ada pada guru
bermunculan. Banyak karya yang dihasilkan oleh guru. Ini membuka ruang kepada
guru untuk lebih inovatif dan kreatif dalam mendesain pembelajaran di kelas
maupun luar kelas. Pembelajaran sastra yang dahulu menjadi tidak menarik dan
membosankan, sekarang muncul dengan menyenangkan. Mengapa demikian?
Pembelajaran tersebut dibungkus dan dikemas dengan metode dan teknik yang
beragam, seperti mencipta puisi dengan tema lingkungan alam sekitar. Ini jauh
kebih mudah karena anak-anak lebih mengenalnya sehingga mudah untuk menuangkan
pikiran dan ide. Kemudian, pembelajaran pantun dengan memadukannya menggunakan
musik dan lagu yang akrab dengan anak-anak. Masih banyak lagi hal menarik yang
dapat kita ambil dari manfaat kegiatan MMAS.
Keenam,
kegiatan selanjutnya adalah kegiatan Penulisan Naskah Soal Ulangan Semester
Tingkat Provinsi Kalimantan Barat pada 11 s.d. 26 Agustus 2014 di Hotel Borneo,
Pontianak. Ketujuh, tugas tambahan sebagai pengurus dan penyimpan barang
milik daerah mengikuti kegiatan Bimtek Pengurus Barang UPTD dan Sekolah di
Lingkungan Dinas Pendidikan Kota Pontianak pada 8 s.d. 11 September 2014 di
Aula Dinas Pendidikan Kota Pontianak. Kedelapan, Pelatihan Implementasi
Kurikulum 2013 bagi Guru Sasaran Jenjang SD yang diselenggarakan oleh LPMP
Provinsi Kalimantan Barat pada 29 September s.d. 3 Oktober 2014 di TPK SD
Negeri 28 Pontianak Utara dengan hasil baik sekali.
Apa
yang telah aku paparkan tersebut, merupakan pengalaman yang sangat berharga.
Bagaimana, tidak, dari suatu kekecewaan muncul menjadi prihal yang berarti.
Untuk itu, jadikanlah suatu kegagalan atau kepahitan sebagai ujian yang
nantinya akan berbuah keberhasilan dan manisnya kehidupan. Sungguh banyak
nikmat yang diberikan oleh Tuhan Sang Pencipta. Mulai dari karya inovasi (penulisan
soal try out, penulisan LKS, modul, penulisan soal ujian sekolah), pengembangan
kerpofesian berkelanjutan (workshop, seminar, dan lokakarya lokal maupun
nasional), dan pembinaan siswa. Semuanya itu akan menjadi dokumen yang sangat
berharga untuk peningkatan keprofesionalan dan tak terpikir olehku sebelumnya
bahwa dokumen tersebut akan menjadi portofolio lomba guru berprestasi. Untuk
itu, mari kita buat potret dan rekam jejak setiap kegiatan dan momen penting
supaya terorganisir dalam pemanfaatannya.
Secercah Harapan
Mendung menyelimuti egoismu
Bersemayam menggoda benakmu
Menggenggam menghantui
imajinasimu
Bergeraklah …
Sadarlah…
Tuhan bersamu
Tak ada yang percuma
Di balik kepahitan
Pasti ada hikmah
Terkandung di dalamnya
Berusahalah, sisingkan lengan
bajumu
Secercah harapan menanti di
peraduan
Komentar
Posting Komentar