LAPORAN AKSI NYATA CINTA LINGKUNGAN
LAPORAN AKSI NYATA CINTA LINGKUNGAN
Oleh: Calon Guru Penggerak (Ya' Dedi Suhandi, S.Pd., M.Pd.)
A. Latar Belakang
Konsep
pemikiran Ki Hajar Dewantara merupakan jembatan emas menuju merdeka belajar.
Merdeka belajar yang sudah didengungkan beliau sejak 98 tahun silam, yaitu
dengan berdirinya Perguruan Taman Siswa. Taman siswa didirikan dengan tujuan
untuk memajukan bangsa secara keseluruhan tanpa membeda-bedakan agama, etnis,
suku, budaya, kebiasaan, status ekonomi sosial, dan didasarkan atas nilai-nilai
kemerdekaan yang asasi.
Menurut
KHD, Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti
(kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak dalam rangka
kesempurnaan hidup dan keselarasan dengan dunianya. Pendidikan itu membentuk
manusia yang berbudi pekerti, berpikiran (pintar, cerdas) dan bertubuh sehat.
Ki Hajar
Dewantara yakin dengan konsep merdeka belajar. Bila kemerdekaan adalah hal terpenting
dalam kehidupan manusia, Pendidikan adalah cara untuk mencapai atau
memilikinya. Dalam pengertian itu, pendidikan dapat dimengerti sebagai wahana menuju
kemerdekaan kemanusiaan kemanusiaan dalam pengertian luas. Pendidikan mengantarkan
manusia pada kondisi hidup harmonis dengan diri, sesama, dan lingkungan.
Berangkat
dari pemikiran KHD tersebut, penulis melakukan aksi nyata di kelas dalam proses
pembelajaran daring. Dalam keterbatasan yang ada, penulis menggunakan sumber
daya yang menjadi dapat mendukung realisasi aksi nyata dengan judul “Cinta
Lingkungan”. Judul tersebut penulis angkat guna membentuk manusia Indonesia
yang berkarakter dan berbudi pekerti luhur dalam memperlakukan lingkungan
hidup. Lingkungan merupakan sumber kehidupan yang setiap hari menjadi media
untuk meraih kesenangan, kesejukan, dan ketenteraman.
B. Deskripsi Aksi Nyata
C. Hasil Aksi Nyata
1. Sosialisasi
Pelaksanaan sosialisasi dilakukan melalui pertemuan
di google dengan beberapa murid dan orang tua yang memiliki hp dan akses internet
yang lancar. Bagi siswa yang tidak bisa bergabung, dilakukan komunikasi melalui
WhatsApp. Informasi yang disampaikan adalah menyampaikan latar belakang dan
tujuan dari kegiatan dimaksud. Kemudian, menjelaskan bagaimana pelaksanaan yang
akan dilakukan dalam aksi nyata tersebut.
2. Pelaksanaan
a. Tahap pertama, siswa membuat poster tentang
cinta lingkungan. Siswa diberi kebebasan untuk memilih objek yang menjadi sasaran
dalam pembuatan poster. Dalam kondisi pandemi ini, siswa bebas untuk
mengekpresikan dan berkreasi sesuai imajinasi dan fasilitas yang ada. Poster
yang sudah dibuat, di antaranya membersihkan lingkungan sekitar, lingkungan
sungai, buanglah sampah pada tempatnya, merawat tanaman, menanam pohon, stop
membuang sampah di sungai, dan lain-lain.
b. Tahap kedua, pada hari selanjutnya siswa mengimplementasikan
poster yang dibuat dalam Tindakan nyata. Tindakan nyata yang telah dilakukan disesuaikan
dengan fasilitas dan kondisi yang tersedia di rumah dan lingkungan sekitar. Kegiatan
yang dilakukan oleh siswa, di antaranya menyiram tanaman, membuang sampah pada
tempatnya, menyapu dan mengepel lantai, membantu orang tua merapikan tempat
tidur, memasak, dan lain-lain. Kegiatan tersebut dilakukan siswa selama
sepekan, bahkan sampai sekarang masih dilanjutkan. Walaupun, belum bisa
dilakukan secara retan. Hal itu, memerlukan waktu yang panjang dengan Tindakan pembiasaan.
D. Pembelajaran yang Didapat dari Pelaksanaan
Setiap
perbuatan atau tindakan tentu menuai akibat. Peribahasa mengatakan¸”Tak ada
asap jika taka da api” atau dengan kata lain “Ada sebab, maka terjadi akibat”.
Apakah itu akibat yang baik atau buruk. Apakah keberhasilan atau kegagalan.
Untuk unjuk kerja kali ini, sudah barang tentu manfaat yang didapat. Sangat kecil
terjadi akibat akibat yang buruk. Maksudnya, dari kegiatan aksi nyata yang
dilakukan oleh siswa sesuai penjelasan di atas, banyak akibat yang baik terukir
dan terpatri. Keberhasilan dari program aksi nyata “Cinta Lingkungan” yang
dapat dipetik, di antaranya.
1. Berbakti kepada kedua orang tua dalam bentuk
membantu orang tua menyapu, mengepel, memasak, dan menyetrika.
2. Peduli terhadap lingkungan dengan cara
merawat tanaman, membuang sampah pada tempatnya.
3. Berlatih melakukan tanggung jawab di rumah
dengan merapikan tempat tidur dan mencuci piring setelah makan.
4. Belajar berkarya dan latihan bagi yang memiliki bakat pelukis atau desainer dengan membuat poster.
E. Rencana Tindak Lanjut dan Perbaikan
Tindakan
aksi nyata cinta lingkungan belum diikuti dan dilaksanakan oleh siswa dengan
maksimal. Hal ini dikarenakan kondisi masa pandemi yang tak kunjung hilang. Untunglah
ada dukungan pemerintah dengan kuota belajarnya, walaupun belum terealisasi secara
keseluruhan. Orang tua pun memaklumi hal tersebut dengan membantu melakukan
pengawasan terhadap aksi dari putra mereka.
Kekurangan
dan kelemahan dalam pelaksanaan aksi nyata akan menjadi gambaran untuk
perbaikan ke depannya. Kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa akan terus
menjadi pembiasaan di lingkungan rumah. Pelaksanaan tindak lanjut yang akan
dilakukan siswa setiap hari akan diukur atau dipantau dengan jurnal kegiatan
cinta lingkungan. Bahkan, dari kegiatan tersebut akan dilakukan pengembangan program
lainnya.
Kekurangan
dari program ini adalah fasilitas komunikasi yang belum merata. Ada beberapa
siswa yang alat komunikasinya belum standar. Kemampuan ekonomi orang tua yang
rata-rata kelas menengah ke bawah, menjadi alasan yang krusial. Semoga ke
depannya pemerintah bisa mengambil langkah yang bijak untuk melakukan
pembelajaran tatap muka dengan menerapkan protokol Kesehatan yang ketat dan
terukur. Jika hal tersebut juga belum bisa dilaksanakan, cara lainnya adalah
melakukan pembelajaran di rumah-rumah siswa dengan pembagian kelompok belajar
secara bergiliran.
Apabila
hal tersebut masih tak bisa dilaksanakan, teknik mudahnya adalah dengan
melakukan komunikasi individual. Tapi, sangat menguras tenaga, pikiran, waktu, dan
biaya. Apa bentuknya? Ya, video call atau menelepon satu persatu. Ini sudah langkah
buntu dari semua solusi yang ditawarkan. Kita akan lakukan dengan mencoba
segala cara yang terbaik.
F. Dokumentasi Proses dan Pelaksanaan
Demikian laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas “Calon Guru Penggerak”. Semoga bermanfaat bagi pembaca dan menginspirasi seluruh guru dalam rangka menanamkan budi pekerti luhur. Membiasakan dan membudayakan hal-hal positif yang akan menjadi karakter hebat dalam menghadapi kemajuan zaman. Warisan inilah yang akan menjadi tameng dalam memfilter hal-hal negatif. Harapan pemerintah kepada Guru Penggerak sangat besar dalam mengubah paradigma pendidikan. Guru penggerak akan menjadi agen perubahan dalam mendesain pembelajaran yang berkualitas. Guru penggerak akan memberikan pelayanan merdeka belajar yang bertanggung jawab, terarah, dan terukur. Teruslah berkarya karena guru mulia karena karya.
Komentar
Posting Komentar